SEJARAH DAN KEADAAN DESA KOTA GARO

Sejarah Desa

Pada zaman Jepang datang seorang Nenek yang bernama Si Daro membuka lahan peladangan didaerah pinggiran sungai Tapung desa Sekijang Kecamatan Siak Hulu. Setelah beberapa tahun dibukanya lahan, maka semakin banyak pula penduduk yang datang, sehingga mengakibatnya pecahnya desa Sekijang menjadi 3 desa pada tahun 1978, yaitu desa Sekijang, Koto Aman, dan Kota Garo.


Kota Garo diambil dari nama si Nenek yang pertama kali membuka lahan di pinggiran sungai Tapung yaitu Daro, namun seiring dengan perkembangan kampung maka disepakatilah sebuah nama kampong yaitu Kota Garo yang berarti (kota = kampong, Garo = nama penemu lahan Kota Garo).


Kota Garo berdiri pada tahun 1978, tepatnya sejak terpisah dari Desa induk yaitu desa Sekijang yang di Kepalai oleh seorang Kepala Desa yang bernama Bpk. Sineng yang menjabat sejak tahun 1978 – 1985. Setelah beliau wafat, maka tampuk kepemimpinan digantikan oleh sang anak yaitu Bpk. Abdurrahman S. hingga tahun 2003, dan dilanjutkan dengan Pemilihan Umum Kepala Desa secara demokrasi, dan akhirnya terpilihlah Bpk. H. Ilyas Sayang menjadi Kepala Desa hingga sekarang.


Pada awalnya Kota Garo masuk kedalam Kecamatan Siak Hulu, namun pada tahun 1996 Siak Hulu pecah menjadi 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Siak Hulu dan Kecamatan Tapung Raya. Dan pada tahun 2001 Tapung Raya kembali pecah menjadi 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Tapung Raya, Tapung Hulu, dan Tapung Hilir, dan desa Kota Garo berada pada Kecamatan Tapung Hilir hingga sekarang.


Adapun suku yang ada di desa Kota Garo adalah :

  1. Melayu yang mempunyai gelar Datuk Majo Lelo.
  2. Piliang yang mempunyai gelar Penghulu Besar.
  3. Petopang yang mempunyai gelar Datuk Majo Indo.
  4. Caniago yang mempunyai gelar Mangkuto Kumano.


Keadaan Desa

Pada saat ini keadaan desa Kota Garo aman dan terkendali, walaupun ada permasalahan-permasalahan yang hinggap, namun tidak melemahkan semangat kepala desa untuk memimpin desa Kota Garo agar menjadi desa yang terus maju. Desa Kota Garo terdiri dari :


  1. 14 Rukun Tetangga (RT).
  2. 4 Rukun Warga (RW).
  3. Jumlah warga ± 2000 kk
Sis Joko Nugroho

Hidup ini akan terasa indah jika saling berbagi, membantu, dan saling menyadari.

Post a Comment

Previous Post Next Post